resign

akhirnya saya mengambil keputusan. sepulang cuti yang lumayan mendadak tapi panjang itu, esoknya di kantor saya segera membuat surat resign. terhitung mulai hari terakhir bulan ini. di surat itu saya menulis alasan: akan melanjutkan sekolah saat ada kesempatan.

sebelumnya, selama sebulanan lebih, saya menebar surat lamaran kemana-mana. pikiran takut menganggur itu terus mengejar2 saya sehingga nyaris setiap hari saya mengirim lamaran. bahkan selama saya cuti pun saya tetap mengirim dan menunggu panggilan kerja :p

tapi sepertinya, apa yang terlalu dikejar-kejar penuh nafsu, biasanya akan menjauh. dan itu bikin capek. kenapa sih saya begitu takut menganggur dan tidak begitu yakin pada kemampuan diri sendiri? 

akhirnya saya membuat jeda beberapa hari kemarin. tak mengirim satu pun surat lamaran. dan tak disangka, seorang kawan menghubungi. memintaku bergabung di perusahaannya. sebuah tempat dimana saya bisa melakukan kegiatan yang selalu saya sukai, tetap menulis. 

tapi garis mati di tempat itu tidak terjadi setiap detik seperti di sini. mungkin saya akan bisa menghirup nafas panjaaang kapan pun saya mau. teman saya juga menawarkan, jika capek meng- edit tulisan, saya boleh jalan-jalan ke kampung, berbaur dengan petani, bersama mereka menyayangi ibu bumi dengan mengolah lahan pertanian organik, membuat bahan bakar bio gas, dan sebagainya.

saya tertarik walaupun saya belum bilang YA. tapi saya sekarang bisa tersenyum lebar. bukan finansial yang dijanjikan teman saya. tapi saya bisa senang-senang di sana. keputusan saya memang belum mencapai garis finish, tapi saya sudah punya bayangan dan saya akan enjoy di sana.

jika jalan ini yang akhirnya saya pilih, jarak akan menjauhkan kami. tapi jangan risaukan itu. kita telah terbiasa dengan jarak. waktu dan tempat adalah kemerdekaan yang sama kita genggam. tapi hati akan tetap menjalin, saling memilin, erat.