Ketiga

Waktu berjalan begitu cepat. Hari ini Puan berusia tiga tahun. Tahun lalu, cerita ulang tahunnya berisi kejutan2, tahun ini pun sama. “Bakat copy paste” Puan berkembang pesat. Benar2 tahun emas perkembangan otaknya. Saya bangga (tentu saja) menceritakan ini tapi bukan untuk pamer, melainkan sebagai dokumentasi pribadi.

Saya ingat pada September lalu, saya dan Puan mudik selama sebulan. Di kampung, Puan saya ikutkan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Bukan atas keinginan saya tapi karena permintaan Puan. Sejak melihat anak2 tetangga kami mulai bersekolah, dia menuntut hal yang sama hampir setiap hari. Puan pernah saya ‘sekolahin’ sehari di G******e, dan itu membekas banget di kepalanya. Keinginan itu ga pernah padam dan makin menjadi2 karena tiap hari menyaksikan anak2 tetangga naik mobil antar jemput sekolah. Sementara kami belum siap menyekolahkannya. Alasannya, Puan belum berusia 3 tahun, masih terlalu dini untuk masuk sekolah. Alasan lain, di sini (Depok) seperti di perkotaan lainnya, mana ada sekolahan buat anak kecil yang gratis? Mahalnya minta ampyun, padahal ga jaminan juga Puan bakal betah sekolah terus.

Jadwal sekolah di PAUD berlangsung setiap hari pada Senin-Jumat. Dan Puan enjoy meski capek. Pekan kedua kami di kampung, Puan sakit, sehingga dia baru masuk sekolah lagi pekan berikutnya selama dua hari yang terpotong libur lebaran Idul Adha. Pekan terakhir di kampung, dia udah kecapean dan bilang, “Puan mau pindah sekolah ke TK Pelangi aja.” Hahaha, TK Pelangi itu obsesinya karena anak2 tetangga ada 5 orang yang sekolah di sana. Puan juga terpengaruh Ipin-Upin yang sekolahnya bernama sama, TK Pelangi.

Selama bersekolah, pada dasarnya Puan hanya mengulang semua kegiatan bermain yang dilakukan di rumah bersama saya. Jadi, dia sudah mahir merangkai semua permainan di kelas. Dari susun balok, main puzzle, meronce, menggambar, menjiplak bentuk, dan sebagainya. Permainan di rumah memang saya jiplak dari sekolah “sehari” Puan di mall itu. Pelajaran berbeda di PAUD adalah pengenalan huruf vokal, doa2, serta beberapa kata dalam bahasa Inggris. Ini memang belum saya ajarkan ke Puan. Lagi-lagi saya menganggap masih dini.

Tujuan utama saya ikutkan PAUD semula adalah belajar bersosialisasi dengan lingkungan baru. Tapi mungkin waktunya memang tak memadai, apalagi Puan jenis diesel yang panasnya lama. Selama belajar pun saya ikut terus menerus di kelas.

Tapi hal yang bikin saya takjub adalah, Puan dengan cepat hapal doa2 yang seingatku hanya dibacain dua kali oleh guru PAUD. Selama ini saya juga sering melafalkan tapi sepintas lalu saja karena saya anggap Puan belum sampai ke sana. Yaaa, saya memang pemula banget lah, masih buta soal pendidikan anak, sehingga saya ga tau kalo ternyata memori otak anak kayak kanebo, meresap sampe titik air terakhir :p
Demikianlah, di suatu siang menjelang tidur, saya dikejutkan saat Puan membaca doa makan dengan lancar! Esoknya disusul dengan doa tidur, lalu besok2nya doa sebelum keluar rumah. Ya Allaaahhh…saya bawa oleh2 mudik yang luar biasa buat ayah Puan berupa hapalan doa-doa itu.

Usia menjelang dua tahun kemarin, titik perhatian saya adalah soal bakat foto copy Puan. Kini berkembang sedikit di atasnya. Kadang2 Puan saya anggap “polisi syariah” di rumah, karena dia tidak sekedar meniru lagi, tapi menjadi pengingat. Misalnya nyuruh saya segera salat, nyuruh saya pake jilbab jika akan keluar rumah, mengingatkan jika tidak berdoa sebelum ngapa2in, dll.

Kami pernah main ke rumah tetangga, sore2, sebelum para bapak2 pulang kerja. Di rumah tetangga tersebut, saya buka jilbab karena cuaca sedang gerah banget. Puan pun negur saya dengan suara kenceng, “Kok ibu buka jilbab? Malu bu.” Astagfirullah, iya, iya…saya jadi nyengir :p

Kejadian lain saat puasa lalu, saya dan beberapa tetangga buka puasa bareng di mall. Rupanya Puan merhatiin, biasanya begitu azan magrib, abis buka puasa, cepet2 salat Magrib. Lha kali ini kok ya makannya lamaaa dan ga ada acara salat. Trus dia bisik2 ke saya, “Ibu kok ga salat salat dari tadi?” Haduh, saya kelimpungan cari alasan. Lalu saya bilang saya ga tau letak mushollah karena mallnya besaaar sekali dan ini pertama kalinya kami ke sini. Jawaban ngasal karena sekarang Puan sudah bisa bilang: “Yuk, kita tanya dulu ke orang-orang.”

So, makin jago copy paste Puan, saya harus semakin berhati-hati bertindak, bersikap, berkata2. Terima kasih guru kecilku yang mulai beranjak besar, selamat ulang tahun, semoga bahagia hidupmu, berguna bagi semua mahluk, Aaamiiin :*

1 thoughts on “Ketiga

  1. nancytaylor45439 berkata:

    Dat heeft wel wat die foto’s van die vloerverwarming. Click http://pepij.nl/worker100645

Tinggalkan komentar