Cuti Setahun

Setiap tanggal 27, sekitar pukul 10.00, akan ada email yang masuk. Email dari kantor berisi slip gaji. Tapi dua bulan ini saya tak mendapatkannya lagi. Saya resmi menjalani cuti di luar tanggungan selama setahun, terhitung sejak 1 September 2013 lalu.

Keputusan besar yang akhirnya saya ambil ini, bukan hal mendadak. Tapi juga bukan hal yang sudah dipikirkan dengan sangat matang. Hmmm…keputusan ini diambil karena saya harus mengambilnya. Halah, repetitif. Ya, pokoknya gitulah. Semuanya demi Puan.

Dalam surat permohonan yang saya ajukan ke kantor –dalam format curhat, hihi–saya mengatakan bahwa saya dan suami tak bisa menggunakan pengasuh dengan alasan keamanan dan kenyamanan. Dalam aturan perusahaan sih disebutin, yang boleh cuti di luar tanggungan adalah karyawan yang melanjutkan sekolah. Jadi, dalam permohonan itu saya mengatakan bahwa alasan saya ini sama pentingnya dengan karyawan lain yang hendak sekolah, sebab sama2 bertujuan mendidik generasi bangsa. Halaaah… :))

Bahkan, saking curhatnya surat permohonan itu, saya sampe cerita bahwa sebelumnya ada kakak saya yang bantu menjaga Puan. Tapi dia kan punya kehidupan sendiri sehingga tak mungkin saya berharap ia mau terus bersama kami. Menahannya selama lima bulan aja rasanya saya sudah teramat zolim. Saya membuatnya membeku di rumah. Sendirian. Tak bertandang ke tetangga. Tak berkumpul dengan keluarga besar. Menariknya dari dunia yang disukainya. Saya telah mengurungnya di rumah bersama Puan. Menjauhkannya dari pergaulan dan segala hal yang selama ini dijalaninya.

Eh, mulai kalimat ketiga paragraf di atas ga saya sebutin sih di surat permohonan cuti. Bisa2 bos saya nangis bombay atau saya dipecat skalian, hahaha. Alhamdulillah banget, permohonan saya ternyata dikabulkan, walau saya lagi2 dodol, tak membubuhkan tanda tangan di semua surat! Ampun deh.

Rasanya bersyukur banget kantor dan para pimpinan punya kebijakan cuti di luar tanggungan macam gini. Karena itu berarti, saya punya tempat pulang untuk bekerja lagi tahun depan. Hihi, tadinya saya pikir hanya pegawai negeri sipil doang yang bisa cuti di luar tanggungan :p yaaah…walopun harus gigit jari karena ga punya gaji sendiri. Ga bisa lagi jajan2 semau2nya 😦

Btw, selamat hari blogger. Selamat gajian. Jangan lupa traktir dong :p

Pendar matanya serupa pelangi
Mungkin karena mewarisi matahari dari ayah, dan hujan dari ibu
Binarnya kadang jenaka
Kadang tajam dan membuat jengah. Tapi lebih banyak melelehkan hati

Larik senyumnya serupa bulan sabit
Mungkin ada dua magnet dengan kutub yang sama
Mencipta seulas tarikan pada bibir mungilnya
Yang menandaskan segala lelah

Lengkingannya bagai nyanyian bidadari
Mungkin ada klintingan angin surga pada pita suaranya
Berbuah rindu pada telinga, pada hati, pada jiwa, untuk pulang memeluknya

Puan adalah puisi
Ia adalah ladang inspirasi tanpa batas

Puan adalah Puisi