gw akan dipenjara

Jari2 gw masih gemeteran. Gw barusan mengutuki diri sendiri. Gw selalu begitu saat merasa ga berdaya. Padahal mengutuki diri, ga menyelesaikan masalah, ga ngaruh!

Barusan gw melihat adegan tindak kekerasan terhadap anak. Di depan mata, depan hidung sendiri, atau apapun istilahnya. Bukan di tipi, tapi depan mata kelapa eh kepala.

Pertama. Tadi di depan rumah. Kekerasan berlangsung setiap hari. Dari mulai meneriaki 4 anak kecilnya (tertua paling2 umurnya 5 tahun) meski jarak mereka tak lebih dari setengah meter, hingga mencubiti dan memukuli. Setiap saat terdengar jeritan jengkel dari si ibu dan tangisan panjang memilukan dari anak-anaknya.

Kedua. Barusan di kantin. Cucu ibu kantin (sebenernya bukan cucu langsung) ditindas sama satpam kantor. Anak ini emang lumayan nakal. Makanan gw aja dimasukin tisu. Tapi namanya juga anak kecil, salah banget kalo ditanggepin dengan emosional. Tapi satpam brengsek itu malah membuatnya menangis ketakutan.

Dan gw…si bodoh ini, cuma bisa menahan perih di hati. Gw ga nolongin. Gw brenti makan dan meninggalkan kantin dengan jari2 gemeteran. Kasus yang depan rumah juga gitu. Setiap pagi, yang selalu bikin gw bergegas meninggalkan rumah adalah karena gw ga tahan melihat kekerasan demi kekerasan ibu (dan bapaknya kalo pas pulang dari lokasi) terus terjadi.

Bodoh kan gw? Pecuma kampanye ke mana-mana, anti kekerasan terhadap perempuan dan anak. Tapi ketika kejadiannya di depan gw, gw malah lari, ga berbuat apa2. Gw cuma bisa merasa perih dan ikut tertindas. Halooo….rasa kasihan itu ga pernah berguna, tau!!!

Suatu hari, jangan heran kalo gw tau2 berada di suatu penjara selama 5 tahun atau didenda 5 juta karena ga berbuat apa2, (membiarkan) tetangga gw melakukan kekerasan terhadap anaknya.

7 thoughts on “gw akan dipenjara

  1. kana berkata:

    hehehe… parno jeng… tapi bukan tanpa alasan ‘kan, pergi tanpa memberikan pertolongan? setidaknya, kita masih punya lebih banyak rasa belas kasih ketimbang si penyiksa. =)

  2. venus berkata:

    emang serba salah sih, co. di sini kan budayanya beda. kalo kita negor, kita yg disalahin, disangkain ikut campur urusan rumah tangga orang. jadi, yaaah… 😦

  3. zena berkata:

    KANGENNNNN AMA KAMU

  4. eva berkata:

    hmm.. seperti tetangga samping tembok saya *bukan samping rumah* tiap pagi anaknya mesti nangis dan diteriak-teriaki.. ehmmm.. bingung.. lantaran saya pun saat begitu hanya diam tepatnya merasa klo itu bukan urusan saya *sigh*

  5. tito berkata:

    do something! aku lebih suka dipenjara karena melakukan sesuatu yang benar

  6. endang berkata:

    apakah setiap mencubit anak selalu berarti salah?

  7. orido berkata:

    yang penting dari diri kita sendiri sudah bisa tidak melakukan kekerasan tersebut… dan sudah bagus juga dengan ikut serta mengkampanyekan anti kekerasan.. itu semua sudah menunjukkan bahwa kita sudah berbuat suatu.
    ya yang paling minimal nya adalah kita hanya bisa mengelus dada dan berdoa.. itu lah yg minimal, lebih rendah lagi dari itu adalah sama dengan melakukan kekerasan itu sendiri..

    segala sesuatu nya ada tahap awal..
    saat ini mungkin kita hanya bisa diam dan mengelus dada..
    suatu saat kita dapat mengatakan langsung pada orang2 yg melakukan kekerasan..
    suatu saat kita dapat dengan tanpa berat hati mengatakan “JANGAN”, “TIDAK”…

    yang terpenting adalah jangan pernah berhenti berjuang..!!

Tinggalkan komentar