Dear putri senja,
Sekarang sudah malam dan saya belum bisa tidur
Membaca kembali goresan tangan kita dalam buku
yang kita tulis saat lidah sama-sama kelu
saat kita tak lagi bisa bercumbu
karena matahari mengintip di balik pintu
Berandai hari bak tali layangan yang bisa diulur semau kita
Dan tentang kau yang melukis aku dengan aksara
yang berbaring di pusat kota
Dan kulukis kau dengan cahaya
yang mendekap rasa hangat di dalam dada
Ingatkah saat kita tak tahu hendak kemana?
Lalu terdampar pada sebuah toko buku
di antara rak-rak kucuri ciuman hingga wajahmu bersemu
dan malam berakhir di sebuah bioskop tua berdebu
dalam lelah kau terlelap di bahuku
* disalin dari mimpi matahari
ummm… apakah ini cerita tentang seorang teman?
kulukis kau dengan cahaya
suka dengan kalimat ini…
Hai hai…suka puisi? Mampir dong…
puisigila.wordpress.com
bagus deh… bener…
@jumi: ini tentang… sebelum kita ‘ketemuan’ di telpon waktu itu
@kishandoro: ma kasih, sebagian kalimat dari ‘matahari’ saya hanya nambahin
@puisigila: ma kasih, nanti saya mampir
@dinda: ma kasih *tersipu*
Hiks…Hiks…
Berharap ada yang ngirimin puisi cantik buatku.
Kalian ciuman di toko buku? Lo yg nyium duluan? Iiiiihhh…
bagus banget…